MERINTIS KAMPUS HIJAU (LAGI)
Konservasi, sebutan bagi wilayah yang menjunjung tinggi penghijauan, menjaga lingkungan, dan terpaut asri. Universitas Negeri Semarang adalah salah satu Universitas Konservasi yang terkenal di wilayah Semarang dan sekitarnya. Meskipun sekarang ini Unnes berganti menjadi Universitas Berwawasan Konservasi. Namun setidaknya Unnes mampu mempertahankan keasrian kampus yang selalu rindang. Beberapa bulan yang lalu Unnes melakukan penebangan pohon di sekitar kampus secara besar-besaran. Hal ini menunjukkan bahwa merosotnya Konservasi di Kampus yang terpandang hijau. Belum lagi pembangunan di beberapa sudut kampus yang sangat mengganggu. Jangka pembangunan dan penanamana kembali pohon yag ditebang pun kurang diperhatikan.
Dari sisi keasrian, Unnes memiliki hutan mini di beberapa sudut kampus yang sekarang ini dijadikan gedung-gedung megah. Hal itu menyebabkan mahasiswa mengeluh karena suhu berubah. “Saya sangat merasakan perubahan suhu di kampus Unnes ini. Dulu sebelum hutan mini dipangkas, sekitar jalan perpustakaan ini adem dan pastinya tidak sepanas sekarang ini. Menurut saya pembangunan segera diselesaikan dan janji penanaman kembali harus segera ditagih.” Tutur Mutia, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, FBS-Unnes. Dari sisi kesehatan, keberadaan hutan mini adalah asset bagi kesehatan warga Unnes. Mahasiswa Unnes setiap tahun meningkat, namun setiap tahun pula Unnes melakukan pembangunan, sedangkan per-manusia memerlukan oksigen setiap harinya. Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasi arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan.
Kontributor:
Fitri Oktafia (1511414139), Purwi Mufidati (1511414060), Linda Titiyani H (2111414009), Rifanda Nur Fadilah (1511414138)
Post a Comment