Wow ! Galeri Bernuansa Etnik Sumba
Desain interior rumah budaya Sumba bernuansa etnik adalah sebuah konsep arsitektur yang menyesuaikan unsur-unsur tradisional masyarakat yang diterjemahkan dari budaya Sumba menjadi sebuah desain interior rumah budaya. Dengan pengaturan yang tepat, gaya etnik dapat memberikan sentuhan keindahan interior yang nyaman. Gaya etnik menjadi salah satu gaya arsitektur yang sesuai untuk memberikan kesan yang menarik dan penuh kehangatan. Dalam interior rumah budaya Sumba, gallery yang menjadi salah satu ikon utama akan sangat berarti bila diberi sentuhan nuansa etnik yang menonjolkan ciri khas budaya dan lokalitas budaya Sumba. Gallery merupakan suatu ruangan yang berfungsi sebagai display untuk memamerkan dan memajang karya-karya budaya lokal baik itu kain tenun khasmaupun gambar/lukisan tentang perjalanan budaya mayarakat Sumba. Oleh karena itu, unsur-unsur etnik sangat diperlukan dalam desain gallery tersebut.
Desain interior etnik biasanya ditandai dengan banyak unsur-unsur yang menggunakan hiasan ukiran berbagai gaya dan corak dinding yang menyerupai motif kain tenun. Tapi seiring perjalanan waktu, tidak semestinya semua isi di dalam gallery harus bernuansa etnik atau seluruhnya menerapkan motif ukiran Sumba. Unsur desain kekinian juga perlu untuk dimasukkan dalam desain interior gallery, misalnya atap plafond yang diekspose dengan gaya modern dan warna smooth agar orang yang berada di dalam ruangan tidak terlalu jenuh dengan penuhnya motif ukiran. Penyesuaian ini dilakukan untuk mencegah terjadinya desain yang monoton (stabil).
Desain interior etnik biasanya ditandai dengan banyak unsur-unsur yang menggunakan hiasan ukiran berbagai gaya dan corak dinding yang menyerupai motif kain tenun. Tapi seiring perjalanan waktu, tidak semestinya semua isi di dalam gallery harus bernuansa etnik atau seluruhnya menerapkan motif ukiran Sumba. Unsur desain kekinian juga perlu untuk dimasukkan dalam desain interior gallery, misalnya atap plafond yang diekspose dengan gaya modern dan warna smooth agar orang yang berada di dalam ruangan tidak terlalu jenuh dengan penuhnya motif ukiran. Penyesuaian ini dilakukan untuk mencegah terjadinya desain yang monoton (stabil).
Gallery yang merupakan ruang kegiatan dalam menunjang pelestarian budaya daerah pastinya akan menjadikannya ruangan yang lumayan ramai dikunjungi orang. Kesan hangat dan elegan desain interior etnik dapat membuat orang yang berkunjung menjadi lebih lebih menyenangkan. Gaya etnik di ruang gallery dapat dibuat tidak hanya dengan menyajikan corak dinding atau aksesori yang bercirikan interior etnik, tetapi juga dapat muncul dengan menerapkan aplikasi warna yang tepat. Kolom yang juga salah satu komponen eksis di dalam ruangan dapat didesain dengan memberikan clading motif kain tenun Sumba. Hal tersebut akan menjadikan suasana ruangan benar-benar bernuansa etnik Sumba. Untuk menguatkan atsmosfer etnik, lantai parket dengan integrasi warna coklat akan menyeimbangkan warna yang ada di dalam ruangan gallery sehingga tercipta balance. Penggunaan warna krem yang dikombinasikan dengan coklat akan menimbulkan kesan warna yang gradatif dan mengurangi kesan monoton. Kombinasi warna krem dan coklat muda yang diaplikasikan pada permukaan plafond akan berguna untuk menjaga suasana gallery menjadi terang dan hangat. Lampu spot yang terpasang di titik-titik plafond akan membuat lighting (pencahayaan) menjadi lebih menarik dan terkesan modern.
Selain pengaplikasian corak kain tenun Sumba pada kolom, motif Sumba juga diterapkan pada bukaan dinding berupa kisi-kisi. Kisi-kisi bukaan dengan bentuk bujur sangkar sesuai dengan motif Sumba, diaplikasikan di seluruh permukaan dinding ruangan gallery. Hali ini dimaksudkan selain untuk memperkuat nuansa etnik, juga berfungsi sebagai sistem penghawaan serta pencahayaan alami di dalam ruang gallery. Ketika siang hari, kisi-kisi akan tersinari oleh matahari sehingga menimbulkan bayangan di dalam ruang gallery. Bayangan tersebut akan menghasilkan motif yang menarik dan menambah nilai estetika tersendiri.
Motif ukiran Sumba juga diterapkan pada panel display yang ada di ruangan gallery serta relief yang ada di ruangan lobby. Pemberian motif ukiran Sumba akan menjadikan unsur lokalitas kebudayaan Sumba memenuhi semua interior di dalam rumah budaya. Orang yang berkunjung di dalam ruamh budaya, akan lebih mudah mengenali corak dan motif ukiran Sumba karena setiap komponen interior yang mereka lihat akan terdapat motif Sumba. Penguatan unsur etnik dalam desain interior rumah budaya Sumba akan berhasil tidak hanya asal mengaplikasikan corak/motif Sumba ke dalam komponen interor tertentu saja namun juga memperhatikan ornamentasi, desain furniture, kombinasi warna, serta material yang digunakan. Gaya desain interior etnik bisa terwujud melalui pemilihan furnitur, warna, dan dekorasi yang menunjang. Kehadiran furnitur/perabot gallery yang terbuat dari kayu atau akar pohon seperti akar pohon jati yang kerap dimanfaatkan akan sangat mempengaruhi penguatan atsmosfer etnik di dalam ruangan gallery.
Selain pengaplikasian corak kain tenun Sumba pada kolom, motif Sumba juga diterapkan pada bukaan dinding berupa kisi-kisi. Kisi-kisi bukaan dengan bentuk bujur sangkar sesuai dengan motif Sumba, diaplikasikan di seluruh permukaan dinding ruangan gallery. Hali ini dimaksudkan selain untuk memperkuat nuansa etnik, juga berfungsi sebagai sistem penghawaan serta pencahayaan alami di dalam ruang gallery. Ketika siang hari, kisi-kisi akan tersinari oleh matahari sehingga menimbulkan bayangan di dalam ruang gallery. Bayangan tersebut akan menghasilkan motif yang menarik dan menambah nilai estetika tersendiri.
Motif ukiran Sumba juga diterapkan pada panel display yang ada di ruangan gallery serta relief yang ada di ruangan lobby. Pemberian motif ukiran Sumba akan menjadikan unsur lokalitas kebudayaan Sumba memenuhi semua interior di dalam rumah budaya. Orang yang berkunjung di dalam ruamh budaya, akan lebih mudah mengenali corak dan motif ukiran Sumba karena setiap komponen interior yang mereka lihat akan terdapat motif Sumba. Penguatan unsur etnik dalam desain interior rumah budaya Sumba akan berhasil tidak hanya asal mengaplikasikan corak/motif Sumba ke dalam komponen interor tertentu saja namun juga memperhatikan ornamentasi, desain furniture, kombinasi warna, serta material yang digunakan. Gaya desain interior etnik bisa terwujud melalui pemilihan furnitur, warna, dan dekorasi yang menunjang. Kehadiran furnitur/perabot gallery yang terbuat dari kayu atau akar pohon seperti akar pohon jati yang kerap dimanfaatkan akan sangat mempengaruhi penguatan atsmosfer etnik di dalam ruangan gallery.
Karya: 5112413043 YAN SANISCARA / Arsitektur Unnes 2013
Post a Comment