Mengelola Cahaya Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari hasil karya manusia berupa lampu yang dapat menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada. Pencahayaan buatan yang tidak baik, tentunya akan mengganggu aktivitas yang ada dalam ruang. Sehingga dalam mengatur pencahayaan buatan harus memperhatikan dari sisi peruntukan dan kebutuhan kadar cahaya dalam mendukung aktivitas di dalam ruang.
Sistem operasional pencahayaan buatan memiliki serangkaian syarat-syarat, yaitu meliputi: kualitas sumber cahaya (lampu), tata letak lampu, efek pantulan dan perpaduan pencahayaan.
Efek pencahayaan ini bisa terjadi melalui tiga cara, yaitu:
Sistem operasional pencahayaan buatan memiliki serangkaian syarat-syarat, yaitu meliputi: kualitas sumber cahaya (lampu), tata letak lampu, efek pantulan dan perpaduan pencahayaan.
Efek pencahayaan ini bisa terjadi melalui tiga cara, yaitu:
- Direct (langsung)
Pencahayaan langsung
- Indirect (tak langsung)
Pencahayaan tak langsung
- Semi direct (general diffusing)
Pencahayaan semi direct
Syarat agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan mata dalam penggunaan pencahayaan buatan, yaitu;
Dalam perancangan tata cahaya dengan sumber cahaya meliputi pengolahan bentuk dan posisi lubang cahaya, bentuk dan posisi bidang pemantul, pengisian pola-pola pada lubang cahaya dengan material tertentu seperti batang-batang atau bidang-bidang dari batu, kayu, timah, besi, tembaga, aluminium, kaca buram, bening, berwarna, fibreglass dan kain.
- Sumber haruslah bisa memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap, menyebar, merata, tidak berkedip-kedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayangan yang mengganggu.
- Pencahayaan harus cukup intensitasnya, sesuai dengan beban aktivitas (bekerja).
Dalam perancangan tata cahaya dengan sumber cahaya meliputi pengolahan bentuk dan posisi lubang cahaya, bentuk dan posisi bidang pemantul, pengisian pola-pola pada lubang cahaya dengan material tertentu seperti batang-batang atau bidang-bidang dari batu, kayu, timah, besi, tembaga, aluminium, kaca buram, bening, berwarna, fibreglass dan kain.
- Komposisi Cahaya yang tepat dari pemakaian General Lighting (Cahaya Mutlak), Task Lighting (Pencahayaan Setempat) dan Decorative Lighting (Estetika keindahan) , membutuhkan sensitifitas, dan kreativitas yang tinggi.
- Warna Cahaya pilihan yang akurat dimana disesuikan dengan tata letak yang akan mendukung tata warna pencahayaan dan tampilan objeknya.
- Intensitas Cahaya ditentukan oleh kebutuhan ruang dan kebutuhan penyinaran yang disesuaikan terhadap fungsi ruang, karena setiap ruang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda.
- Pasanglah lampu yang cukup menerangi ruang. Semakin gelap, ruang terasa semakin sempit karena keluasan pandangan berkurang.
- Penggunaan lampu jenis fluorescence lebih diutamakan karena sifatnya yang cerah dan hemat energi
- Daya lampu untuk luas 9 m2 adalah 12 Watt – 18 Watt
- Pasanglah lampu sesuai kebutuhan ruang dan efek yang hendak dimunculkan
- Gunakan sistem downlight lampu menempel tepat pada plafon untuk penerangan maksimal
Post a Comment